Kata kunci: Manusia, Derajat, Islam
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah memiliki derajat yang sama di hadapan Allah. Sehingga satu sama lain tidak boleh saling merasa paling benar, apalagi meremehkan orang lain. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik, memberikan kehormatan dan mengutamakan mereka di atas sebagian besar ciptaan-Nya. Manusia adalah makhluk fisik dan spiritual yang memiliki setidaknya empat fitrah: fisik (jasmaniah), agama (diniyah), intelektual (aqliah), dan psikologis (insaniah/nufusiyah). Fitrah manusia itu sejalan dengan penciptaan dan posisinya. Allah menurunkan syariat untuk melindungi dan menyelamatkan kehidupan manusia (hifd al-nas), agama (hifd al-din), pikiran (hifd al-aql), kemakmuran (hifd al-mal), dan generasi (hifd al-nasl). Islam adalah agama kehidupan dan perdamaian. Dalam islam, membunuh satu manusia sama dengan membunuh semua manusia, sedangkan menyelamatkan seorang manusia sama dengan menyelamatkan semua manusia. Islam juga melarang segala perbuatan berbahaya yang mengancam keberlanjutan alam dan kehidupan manusia, salah satunya perundungan.
Mengambil dari berita yang belum lama terjadi, bahwasannya seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro ditemukan tewas di indekosnya. Ia diduga bunuh diri karena mengalami perundungan. Polisi menemukan jasad mahasiswi itu pada Senin, 12 Agustus 2024 pukul 23.00 WIB. Mereka menemukan buku harian yang mengungkapkan bahwa korban mengalami masa sulit selama kuliah kedokteran dan menyinggung terkait urusan dengan seniornya. Mengenai perundungan di lingkup pendidikan dokter spesialis memang bukan suatu hal yang baru. Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto tidak membantah terkait "masih adanya bullying meskipun klaimnya sudah berkurang 80%". Tapi, perundungan yang berlangsung sekarang katanya lebih ditujukan untuk mendisiplinkan para calon dokter agar tepat waktu.
Dari berita tersebut dapat diambil hikmah, bahwasannya Allah Swt. menciptakan keberagaman bangsa antar umat manusia karena terdapat hikmah tertentu. Akan tetapi, meskipun adanya kemajemukan, semua manusia tetaplah sama di sisi Allah Swt. Adapun yang membedakan hanyalah ketakwaan mereka kepada-Nya, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."
Nabi saw. bersabda: “ketakwaan yang menjadikan manusia berbeda derajat dan kemuliaannya”. Mengutip dari Tafsir Ibnu Katsir, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya, “Siapakah orang yang paling mulia?” Beliau menjawab: "Yang paling mulia di antara mereka di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara mereka" (HR Bukhari)***
Referensi:
konsultasisyariah.com (2016). Derajat Manusia Sama di Hadapan Allah?
fitk.uinjkt.ac.id (2023). Abdul Mu’ti: Dalam Islam, Semua Manusia Setara di Hadapan Allah
www.detik.com (2023). Surat Al-Hujurat ayat 13: Semua Manusia Setara di Sisi Allah SWT, Kecuali Ketakwaan
www.bbc.com (2024). Dokter PPDS Undip diduga Bunuh Diri karena Perundungan dan Beban Kerja yang Berat
www.cnnindonesia.com (2024). Fakta-Fakta Mahasiswa Kedokteran Undip Tewas Bunuh Diri
Penulis: Dwi Intan Widuri., Fauziah.R
Editor: Istia Nufus
Tidak ada komentar: