Qurban Sebagai Sarana Dakwah

 


Dalam dakwah, sarana adalah salah salah satu instrumen terjadinya perubahan. Sarana-sarana dakwah tersebut sangat banyak, baik sarana yang telah ditetapkan oleh Allah ataupun melalui usaha penelitian manusia. Hewan Qurban, selain dipandang sebagai bentuk ketaatan seorang hamba kepada Allah, ia juga bisa diposisikan sebagai sarana dalam kegiatan dakwah.

Ada nilai kemanusiaan yang sedang didengungkan pada syariat Qurban, selain bentuk penghambaan yang jelas antara manusia kepada Allah. Pun, didalamnya mengajarkan tentang pengorbanan setiap individu serta pelibatannya dalam proses perintisan perkampungan Makkah. Sisi lain Qurban adalah pendorong ekonomi daerah, dimana syariat Qurban secara nyata dapat menggerakkan ekonomi masyarakat, yaitu proses demand dan supply secara luas. Kiriman hewan Qurban tersebut dijadikan modal, sebagai media untuk mendekati masyarakat agar menerima kedatangan da’i serta ide-ide yang dianggap baru terkait nilai-nilai Islam.

Tidak hanya aspek barangnya, ternyata dari kebersamaan menyembelih hewan Qurban tersebut juga terdapat nilai-nilai kebersamaan tentang tanggung-jawab, pembagian yang proporsional dan nilai sosial terkait menjaga perasaan orang lain. bahkan, daging tersebut bisa dibagikan lintas sektoral, baik penkorban ataupun yang tidak berqurban, baik yang kaya dan yang miskin, bahkan yang Muslim dan non-Muslim. Melihat potensi yang luas inilah, sejatinya ibadah Qurban telah memberikan wacana baru tentang pemberdayaan, sekurangnya dari sisi pendampingan nilai kemanfaatan atas peristiwa tersebut.

Disinilah Islam dengan ciri dari ajaran-Nya kemudian membuat agama ini diminati oleh banyak kalangan adalah nilai yang berusaha memberikan solusi bagi problem kehidupan. Sebagian cendekiawan Muslim menyebutnya dengan fiqih sosial, dimana kemanfaatan sosial menjadi variabel sebuah perintah Allah dapat dipraktekkan secara luas. Qurban, adalah salah satu amal Islam yang secara nyata memberikan solusi bagi sekurangnya tiga aspek problem kemanusiaan; aspek ekonomi, kepedulian dan ketaatan.

Dalam kacamata masyarakat, daging Qurban adalah material, nyata dan dapat dinikmati. Sedangkan dari aspek nilainya, ia telah dapat mengantarkan masyarakat melakukan reorientasi nilai, dari yang awalnya nilai itu didasarkan pada fisik, lalu berubah non-fisik dimana pola pikir menjadi dasar dari pembangunan berkelanjutan.

Jadi yang dimaksud dengan pembangunan masyarakat, khususnya saat menggunakan media spiritual, dalam hal ini hewan Qurban, adalah menyadarkan komunitas terhadap kepedulian dan rasa tanggung-jawab terhadap agama, serta kesadaran akan nilai pengorbanan dalam kehidupan sosial dan hubungannya dengan perintah Allah. Pemahaman ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Al-Qashash ayat 77, 

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

 Editor: Nurul Aulia Putri

Referensi: Anam, Misbahul, Ahmad. (2020). Pendampingan Dakwah Melalui Hewan Qurban. Jurnal Bina Ummat, (3)1, hlm, 76-87.


 


Qurban Sebagai Sarana Dakwah Qurban Sebagai Sarana Dakwah Reviewed by AKMI UNTIRTA on Juni 10, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Photo on Flickr

Diberdayakan oleh Blogger.