Sejarah Perintah Berkurban

Sejarah Perintah Berkurban

Idul Adha merupakan merupakan hari raya besar kedua dalam Islam setelah Idul Fitri. Pada hari besar ini, sebagian umat Islam menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Selain haji, ada satu ibadah utama lagi yang sangat dianjurkan untuk umat Islam, yakni ibadah kurban.  Secara bahasa, kurban berasal dari bahasa Arab, qaraba-yaqrabu-kurban yang artinya dekat atau mendekatkan. Sedangkan secara istilah, kurban adalah menyembelih binatang ternak sebagai sarana dan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kurban adalah salah satu ibadah yang disyariatkan dalam Islam. Menyembelih hewan kurban sebagai sebuah ibadah memiliki latar belakang sejarah yang menakjubkan. Nabi Ibrahim AS menerima wahyu dalam bentuk mimpi yang memerintahkan agar dirinya melakukan penyembelihan terhadap anaknya, Ismail.

Sumber Gambar : pontianak.tribunnews.com

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (Q.S. ash-Shaffāt [37]: 102).

Nabi Ibrahim tetap yakin akan kebesaran Allah SWT. Nabi Ibrahim memahami bahwa ia akan kehilangan buah hati yang dicintainya (Ismail) jika perintah penyembelihan dilaksanakan. Walau begitu Nabi Ibrahim tetap yakin bahwa Allah lebih menyayangi Ismail dari pada dirinya sendiri. Dan semua itu terbukti, ketika Nabi Ibrahim bersiap-siap untuk menyembelih anaknya, seketika Allah mengirimkan seekor gibas (domba jantan) yang menggantikan Nabi Ismail.

“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, Kami berseru dan memanggilnya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah meyakini mimpi kamu itu. Sesungguhnya demikianlah, Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar merupakan ujian yang nyata. Dan Kami tebus putra itu dengan seekor (kambing) sembelihan yang besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Kesejateraan dilimpahkan atas Ibrahim”. (Q.S. ash-Shaffāt [37]: 103-109).

Itulah kecintaan dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada Rabbnya yang dibuktikan dengan menjalankan perintah-perintah Allah walaupun perintah tersebut sangat berat dan harus mengorbankan seorang anak yang dicintainya. Ibadah kurban sesungguhnya bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Penulis : Dika/AKMI
Editor : Rafif/AKMI

Sumber :
https://ybmbri.org/berita/sejarah-qurban/
Sejarah Perintah Berkurban Sejarah Perintah Berkurban Reviewed by AKMI Untirta on Juli 29, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Photo on Flickr

Diberdayakan oleh Blogger.