MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DAN STUDY KASUS MASYARAKAT
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DAN STUDY KASUS MASYARAKAT
Pendidikan
adalah salah satu pilar penting untuk menentukan maju dan mundurnya suatu
bangsa. Unsur-unsur yang mempengaruhi maju atau tidaknya pendidikan yaitu
peserta didik, pendidik, tujuan, isi
pendidikan, metode, dan lingkungan (munib,2011:42). Untuk itu dalam ranah dunia
pendidikan suatu persiapan serta komponen yang dapat mewujudkan suatu pembelajaran
yang baik dan berkualitas, untuk mewujudkan sutau perubahan terhadap peserta
didiknya baik dari sisi kognitif, afektif dan psikomotorik perlu dipersiapakan
secara matang. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pendidik,
untuk dapat menciptakan suatu kondisi belajar serta pembelajaran didalam maupun
diluar kelas menjadi suasana yang ramah, asik, atau menyenangkan. Tanpa
mengurangi dari tujuan belajar sendiri yakni menghasilkan peserta didik yang
dari sisi kognitif mempuni, afektif baik, serta psikomotorik yang stabil dan
kreatif. Untuk menciptakan kesinambungan antar ketiga komponenya.
Di era milenial
ini, yang dapat dikatakan zaman globalisasi revolusi industri 4.0 ini. Dimana
sudah tidak dapat kita pungkiri bahwa kemajuan teknologi, transportasi, dan
komunikasi dalam masyarakat baik di desa maupun diperkotaan sudah berkembang
pesat. Kemajuan dari berbagai bidang ini, tentu berdampak positif terhadap
banyak orang salah satunya memudahkan berkomunikasi, mencari informasi, bertransaksi bahkan
memudahkan seorang guru dalam proses belajar mengajar disekolah. Namun sudah
tentu dari setiap dampak positif suatu perubahan, pasti akan ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari perkembangan zaman ini
khususnya dalam ranah dunia pendidikan. seperti peserta didik kurang
bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman sebaya dan masyarakat, pengetahuan
terhadap lingkungan sekitar kurang, keterampilan dari sisi psikomotorik anak
menurun, dan lain sebagainya. Maka untuk itu seorang pendidik yang bertugas
memberikan ilmu serta membimbing peserta didik sudah tentu memerlukan suatu persiapan yang matang, jelas,
dan memiliki tujuan.
Kurikulum 2013 adalah salah satu kurikulum yang
menuntut inovasi, dalam kegiatan pembelajaran dimana pembelajaran harus selalu berkembang.
Pembaharuan dan perbaikan secara progresif yang dilakukan tidak terlepas dari kepentingan
pendidikan, yang berfungsi untuk menaikan harkat dan martabat manusia Indonesia
yang berkualitas. Untuk itu seorang pendidik
harus memiliki kemampuan pedagogis, yaitu memahami prilaku siswa dalam belajar
serta menciptakan pembelajaran yang tidak membosankan. Yang kemudian dapat
mewujudkan suatu timbal balik dalam proses belajar mengajar, atau dapat
dikatakan menghasilkan out put suatu pendidikan yang bermanfaat. Serta
berfungsi dengan baik dalam lingkungan keluarga setiap idividu, dan masyarakat
sekitar. Karena tujuan pendidikan sendiri adalah bagaimana menciptakan suatu
generasi yang baik dalam budi pekerti, mandiri, dalam bersikap, berpengetahuan dan memiliki skill, yang mempuni sebagai
bekal kehidupan dilingkungan masyrakat dan dunia kerjanya dimasa mendatang.
Karena sejatinya pendidik sendiri berasal dari masyrakat, yang kemudian
berperan dalam memberikan bimbingan dan pembelajaran pada peserta didik yang
berasal dari masyrakat, yang kemudian peserta didik itupun akan kembali pada
masyarakatnya.
Dalam pembuatan suatu kurikulum sendiri, serta dalam
setiap perubahan kurikulum yang terjadi. guru harus selalu siap untuk membuat serta
memenejemen kurikulum itu,dengan sebaik
mungkin. Untuk itu guru perlu membuat media atau memberikan suatu metode dalam
pembelajaran sebaik mungkin, agar peserta didik mampu memahami pelajaran yang
disampaikan gurunya. Mata pelajaran sosiologi sendiri merupakan suatu materi
pembelajaran yang terkesan membosankan bagi sebagian besar di kalangan siswa, hal
itu dikarenakan menurut beberapa siswa, proses penyampain materinya masih
terkesan monoton hanya metode cermah, presentasi, dan didikte, tanpa
pengaplikasian yang jelas. Hal ini membuat kesulitan beberapa siswa dalam
memahami setiap teori yang disampaikan secara mendalam, adapun dari sisi
psikomotorik serta sisi afektif beberapa
siswa tidak berfungsi secara maksimal. Namun tidak dapat kita pungkiri
bahwasanya ilmu sosiologi ini merupakan ilmu yang penting, karena berkaitan
dengan keseluruhan tingkah laku masyarakat dalam bertindak ataupun
berinteraksi. Maka dari itu mengingat dalam materi pelajaran sosiologi itu pada dasarnya ilmu yang lebih banyak
memaparkan tentang teori, difinisi, dan analisa yang cukup kuat. Berbeda dengan
halnya ilmu eksak seperti MATEMATIKA, IPA, KIMIA dan lain
sebagainya. Yang sudah tentu memiliki rumus untuk menjawab semua pertanyaan
yang sudah tersusun secara sistematis tidak dapat dirubah dan diganggu gugat.
Maka dalam hal ini seorang pendidik, khusunya dalam
mempersiapkan diri untuk mengelola pembelajaran
sosiologi mencoba untuk mempadu padankan dengan media kearifan lokal, dan
lingkungan masyarakat dalam pembelajaranya. Tujuanya untuk memudahkan anak
dalam memahami, menginterpretasikan maksud dari sebuah ilmu yang telah
dipaparkan serta memberikan nilai lebih untuk mampu melestaraikan kearifan
lokal bangsa Indonesia. Sehingga hasil
yang kemudian di dapat mampu
diterapkanya dalam kehidupan sehari –hari khusunya dikeluarga serta masyarakat. Untuk itu seorang
pendidik mencoba membuat suatu bentuk ataupun model pembelajaran sosiologi
dengan menggunakan media wayang atau pewayangan dan lingkungan masyarakat.
Wayang merupakan warisan budaya nenek moyang yang
mengandung pesan-pesan moral, yang sangat baik bagi kehidupan. Wayang bisa
terbuat dari kulit hewan, kertas, kayu, plastic, dan bahan lainya. Wayang ini
dijadikan media pembelajaran pada peserta didik, ialah agar peserta didik mampu
memainkan peran dari suatu materi yang diajarkan sebelumnya, seperti konflik,
interaksi, perubahan sosial dan lain sebagainya. Nah dari sini dapat terlihat
gambarannya apabila peserta didik mampu membuat drama pewayangan ini sesuai dengan
tema materi yang diajarkan dengan baik, maka hal ini menjadi suatu hasil maupun evaluasi pembelajaran yang
bisa diukur apakah anak sudah paham terkait materi yang diajarkan. Jadi secara
menyeluruh media pewayangan ini diharapkan mampu memberikan suatu ruang belajar
yang berbeda tapi tidak melepaskan tujuan dari belajar itu sendiri. Point
penting dalam penerapan media ini, diharapkan seluruh peserta didik mampu
menginterpretasikan hasil materi yang mereka baca, mereka dengar, mereka lihat, dan untuk mendorong
kerja motorik siswa untuk menciptkan
kreatifitas dirinya. Dan media pewayangan ini tidak hanya memberikan
suatu pemaham kepada yang melakukan peran, namun besar pengaruhnya terhadap yang melihat.
Media pewayangn ini diambil sebagai
media pembelajaran, selain untuk memudahkan siswa dalam pemahaman juga berusaha
untuk menghilangkan rasa bosan akan metode belajar dan proses pembelajaran tentang ilmu sosiologi yang terkesan monoton
selama ini. Dan selain dari dua alasan tersebut, seorang pendidik berharap
memberikan pengetahuan lain selain dari ilmu kesosiologiannya. Yakni memberi
informasi terkait budaya lokal yang ada di Indonesia yaitu salah satunya budaya
warisan wayang ini. Yang merupakan kesenian tradisional jawa.
Kemudian dari pembelajaran sosiologi
yang dilakukan didalam kelas ini, yang menggunakan alat bantu yakni melalaui pewayangan
yang disosiodramakan. Maka seorang pendidik disinipun berusaha agar peserta
didik mampu menerapkan apa yang mereka pelajari didalam kelas. Untuk itu selain
menggunakan media wayang sebagai tahapan pembelajaranya,kemudian tahapan
evaluasinya dapat dilakukan dengan studi kasus ataupun peserta didik observasi
langsung kedalam masyrakat, untuk mengamati serta berperan lansung dalam
kehidupan bermasyarakat. Studi kasus sendiri merupakan metode penelitian sosial
yang mengedepankan pada pandangan umum terhadap masyarakat. Baik dalam bentuk
kelompok, komunitas, lembaga sosial,organisasi,institusi, atau peristiwa lain
yang sifatnya general (umum). Kemudian hasilnya nanti dapat berupa makalah hasil
penelitian yang dipresentasikan dan dipertanggung jawabkan. Dengan ini
diharapakan seluruh peserta didik tidak
hanya paham terhadap teorinya saja, tetapi juga paham akan kondisi- kondisi
sosial yang tercipta disekitar. Dan begitupun sebaliknya memahami kondisi
sosial masyarakat, dan memiliki pengetahuan ataupun ilmu yang dapat
mengklasifikasikan benar atau salah yang tujuanya untuk memecahkan maupun
menjawab segala persoalan dalam kehidupan bermasyarakat.
Tujuan media wayang dan studi kasus
masyarakat ini untuk menumbuhkan semangat belajar siswa dalam belajar materi
sosiologi, yang kemudian mampu mengeksplor dirinya dengan seni pewayangan. Yang
kemudian dipertontonkan sebagai wujud menciptakan keberanian pada siswa untuk tampil
kedepan. Dan selanjutnya siswa mampu mengidentifikasi dalam melihat sosial
masyarakat yang ada dilingkunganya. Agar siswa dapat bertindak serta berprilaku
sebagai mana mestinya. Dengan harapan didalam menggunakan media ini pendidik
dan peserta didik menjadi lebih efisien dan efektif. Pendidik lebih mudah menyampaikan materi dan peserta
didik mudah menerima materi.
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DAN STUDY KASUS MASYARAKAT
Reviewed by AKMI Untirta
on
April 07, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: