Kembalinya Jajirah Arab Menjadi Kebun-kebun dan Sungai-sungai

Kembalinya Jajirah Arab Menjadi Kebun-kebun dan Sungai-sungai


Hari kiamat tidak akan terjadi sampai harta menjadi banyak dan berlimpah ruah, sehingga seseorang keluar membawa zakat hartanya lantas dia tidak menemukan seorangpun yang mau menerimanya dari zakatnya itu, dan sehingga negri Arab kembali menjadi padang penggembalaan dan mengalirkan sungai-sungai. (HR.  Muslim, Shahih Muslim, kitab Az-Zakah, hadist no.157 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (4/116)

Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa pernah ada ide membelokan aliran sungai Euphrat ke Saudi. Bisa jadi, ide ini kelak akan benar-benar terealisir. Baik informasi yang diberikan oleh Syaikh Al-Albani ini terjadi atau tidak, yang pasti tanah Arab akan kembali menjadi padang-padang rumput dan sungai-sungai, sebagaimana yang telah diberittakan oleh Rasulullah Salallahu alaihi Wassalam.

Al-Mubayadh berkata:
    “Hadist ini mengandung isyarat yang jelas terkait beberapa perubahan alamiah dan esensial pada bola bumi ini yang mengakibatkan perubahan iklim secara menyeluruh. Tidak pernah terbayangkan dalam pemahaman kita terjadi perubahan Jazirah Arab menjadi padang rumput yang dialiri oleh sekian banyak sungai, kecuali apabila terjadi perubahan asasi pada cuaca dan iklim. Kemungkinan kejadian ini menurut ilmu dan teknologi modern bukanlah sesuatu yang diada-adakan.

Hadist ini juga mengandung bukti yang menunjukan jazirah Arab pda pada zaman dulu kala berupa padang rumput dan memiliki banyak sungai. Alasannya adalah penggunaan lafal ta’udu (kembali), yang menunjukan kembalinya sesuatu menuju keadaan masa lalunya yang pernah dialami. Yang menguatkan makna ini adalah keberadaan sejumlah cekungan minyak bumi di bawah jazirah Arab, yang menurut para ilmuan terbentuk karena perubahan zat-zat organik (binatang dan tumbuhan), yang semua itu menunjukan menunjukan semua binatang dan tumbuhan pernah ada dalam jumlah yang sanagt berlimpah di wilayah itu pada masa lalu.

Dan lafal ta’udu mengisyaratkan kepada apa yang telah kami sebutkan, seandainya makna tersebut selain itu, tentunya Nabi Salallahu Alaihi Wassalam menggunakan kata tatahawala yang menunjukan kepada perubahan sesuatu dari (selain) keadaan masa lalu yang pernah dialaminya.

Saya melihat sebagian pensyarah hadist, terutama dari kalanganulama masa kini, memandang bahwa yang dimaksud dengan tanda ini adalah apa yang kita lihat sekarang yang berupa sekian banyak kilang minyak dan kemakmuran yang ada di jazirah Arab. Pendapat ini secara serampangan disandarkan pada berbagai tendensi tertentu yang tidak bebas dari tindakan memaksakan hadist ini untuk mendukung beberapa program pemerintah di Jazirah Arab untuk membelokkan aliran sungai dari Irakatau dari tempat lainnya, ataupun mengalirkan glesterke Jazirah Arab, dan Seterusnya.

Analisis-analisis itu terlalu dipaksakan, sedangkan hadist itu sendiri mengandung indikasi yang mencegah penggunaan analisis seperti itu sendiri mengandung indikasi yang mencegah penggunaan analisi seperti itu. Bagaimanapun juga hasil dari pengaliran glester atau membelokan aliran sungai itu hanya akan mewujudkan padang rumput baru pada sebagian anak sungai di sejumlah lokasi tertentu saja. Akan tetapi hadist ini memaparkan adanya perubahan Jazirah Arab secara total dan menyeluruh menjadi padang rumput dan sungai-sungai. Redaksi hadist ini tidak sesuai dengan berbagai analisis itu.Sebab yang mendrong sebagian orang untuk menerima analisis itu adalah sulitnya mereka dalam membayangkan perkara yang direka oleh orang yang lainnya, yakni bagaimana mungkin padang pasir yang tandus itu dapat berubah menjadi kebun-kebun yang subur dan mengalirkan banyak sungai.

Dalam gambaran saya, apa yang direka sebagian orang itu termasuk ketetapan nisbi (relatif) dalam esensi meskipun diukur dari sesuatu yang tampak, bukan secara mutlak. Sejarah bola bumi ini mempersaksikan adanya perubahan esensial yang pernah terjadi padanya. Dari zaman kering sampai zaman hujan, hingga sampai zaman es. Perubahan ini tidaklah mustahil dari bola bumi kita.

Perubahan apapun yang terjadi pada bola bumi, baik penyimpangan magnetis maupun perubahan rbit secara garis edar, menjadi penyebab utama pencairan es di dua kutub, dan perubahan seperti ini tidaklah mustahil terjadinya. Semua urusan ini berada ditangan Allah SWT. Apa yang direkap oleh manusia itu tidak tetap pada keadaannya dan pemberitaan ilmiah yang bersumber dari sana sini yang dipaparkan leh ahli Astronomi, ahli klimatologi, atau ahli fisika, menggambarkan kondisi yangseperti keadaanyang sekarang ini.

Hadist ini menunjukan adanya perubahan abnormal, bahkan perubahan yang belum pernah dibayangkan dalam hukum ilmu alam, akan tetapi terbayangkan kondisi berubahnya aturan itu dan berubahnya aturan alam secara total tidak bisa tidak merupakan akibat dari peristiwa-peristiwa besar yang menimpa bola bumi kita dan mempengaruhi keadaanya secara menyeluruh. Ini menjelaskan pada kita pertalian hubungan antara tanda ini (kembalinya padang rumput dan sungai ke Jazirah Arab) dengan dengan sejumlah peristiwa alam karena hantaman serpihan langit terhadap bumi dapat dipastikan mengakibatkan perubahan alam secara menyeluruh yang juga merusak cuaca dan iklimnya. Selanjutnya rusaknya iklim dan cuaca mengakibatkan perubahan esensial pada semua yang kita lihat sekarang ini dan masuknya bumi ke siklus iklim baru yang memiliki aturan sendiri yang berbeda dengan iklim yang lama.

Salah satu perubahan yang diakibatkan oleh sistem aturan yang baru adalah apa yang terjadi di Jazirah Arab, yang berupa kembalinya iklim lama dengan curah hujan yang sangat tinggi. Akibatnya sunagi-sungai kembali mengalir deras dan tersebar luasnya lapisan humus yang sangat dibutuhkan tanaman.

(Di salin dari buku Petaka Akhir Zaman ,DETIK-DETIK MENUJU HARI KEHANCURAN ALAM SEMESTA,  Abu Fatiah Al-Adnani)
Kembalinya Jajirah Arab Menjadi Kebun-kebun dan Sungai-sungai Kembalinya Jajirah Arab Menjadi Kebun-kebun dan Sungai-sungai Reviewed by AKMI Untirta on November 08, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Photo on Flickr

Diberdayakan oleh Blogger.