Palsukah Renungan ku?
Oleh : -Unknown-
Dalam setiap ibadah yang aku yakini , tidak jarang aku berfikir .
Kenapa aku tidak menangisi dosa dosa ku dalam setiap menghadap Sang Rabb.
Sampai sampai hanya dalam beberapa momen saja aku begitu larut dalam menangisi dosa .
Tak jarang juga aku ingin mengeluarkan air mata dalam tangisan untuk setiap saat menghadapNya . Namun , begitu gelapnya hati ini sampai sampai untuk menangisi diri yang belum bisa menangisi dosa dosanyapun belum bisa .
Kenapa aku tidak menangisi dosa dosa ku dalam setiap menghadap Sang Rabb.
Sampai sampai hanya dalam beberapa momen saja aku begitu larut dalam menangisi dosa .
Tak jarang juga aku ingin mengeluarkan air mata dalam tangisan untuk setiap saat menghadapNya . Namun , begitu gelapnya hati ini sampai sampai untuk menangisi diri yang belum bisa menangisi dosa dosanyapun belum bisa .
Apakah ini hanya sandiwara? , itulah yang ada dalam pikiran yang menjadi sebuah tanda tanya besar dalam beberapa saat aku menangisi dosaku .
Aku tidak mencari sebuah amanah untuk hanya semata mata untuk ku pertanggungjawabkan kepada yang di depan dan yang menyaksikan .
Namun Secara tidak langsung kitalah yang membutuhkan Amanah , tidak mesti kita mendapat amanah dan itu bukan alasan saat kita tengah di minta pertanggungjawaban oleh-Nya .
Namun saat larutnya tangisan adalah saat ku menyadari ini akan aku pertanggungjawabkan kepada yang Maha Menyaksikan , Maha Adil , Maha Mengetahui , Maha Bijaksana , Maha Besar , Maha Agung .
Palsukah sandiwara ini ?! Apakah ini hanya pencitraan untuk bisa di pandang orang lain ? Apakah ini hanya untuk bisa mendapat perhatian orang sekitar yang di sayangi ? Yang lebih parah lagi , apakah tangisan ini hanya untuk menipu hati ?!
Percayalah , Allah Maha mengetahui isi hati dari pada kita sendiri .
Tapi aku berharap , semoga tangisan itu atas dosa dosa yang aku renungi .
Tidak jarang aku mendapat kesenangan , namun bukankah perasaan itu juga akan di pertanggungjawabkan ? Pasti .
Bagi semuanya yang membaca ini , tolong pahami betul , Kita tidak bisa berbuat sekehendak kita , dengan alasan apapun . Bukan kah Allah mengutus Seseorang untuk menyempurnakan akhlak kita dan sekaligus menajdi penutup para Nabi . Dan bukankah Allah lebih mengetahui apa yang kita tidak ketahui , apa yang disisi-Nya itu lebih baik jika kita mengetahui .
Aku tak ingin meninggalkan prinsiku , karena hanya dengan itu , aku mencoba menjernihkan pkiran , tentu ketenangan pikiran datang dari hati yang tenang juga . Dan secara tidak langsung , sebaliknya ketenangan pikiran bisa membuat hati tenang .
"Urusan dosa itu adalah milik masing masing, ngga usah ngurusin dosa orang lain " Statemen itu bukan lah hal yang baru didengar oleh telinga ini , bukan hal yang tabu jika ada orang yang mengucap demikian . Namun yang jadi pertanyaan , apakah sebegitu gelapnya hatimu ? Sampai sampai enggan atau tidak suka ketika seseorang memberimu nasihat ? Pahit , memang iya , obat pun tidak semuanya manis untuk bisa menjadi penawar rasa nyeri .
Lalu pertanyaan lain datang , Siapakah yang memberi nafas sampai detik ini ? Dan kau masih enggan untuk menerima dengan baik baik apa yang saudaramu sampaikan tentang mengingatkanmu kepada-Nya .
Siapakah yang masih memberikanmu nafas untuk melakukan suatu hal sekehendakmu ? Sampai sampai kau enggan menerima dengan baik ketika orang lain menyampaikan sesuatu hal yang menurut mu salah .
Siapakah yang menghidupkanmu dan mematikanmu ? Dan kepada siapa kita meminta pertolongan atas segala hal?!
Renungilah saudaraku , ini pesan untuk pribadi juga .
Semoga dengan ini bisa membawa manfaat walau sedikit .
Tetap bertahan dalam jalan yang indah akan ujian ini . Semoga dihadapan-Nya kita bisa menjawab dengan kisah kisah perjuangan kita yang indah .
Palsukah Renungan ku ?
Reviewed by AKMI Untirta
on
Agustus 26, 2019
Rating:
Tidak ada komentar: