BERTEMU KEKASIH DI TENGAH PEPOHONAN KONDANG
Oleh Dini Hanifa
Malam ini, aku bercerita kepada hujan
Boleh jadi, sebab ia makhluk paling mengerti
Tanpa tanya, mampu membuat manusia bercerita
Mendengar dengan sabar
Mengiringi dengan irama pengertian
Sesekali sambil mengelus dari sela fentilasi
Lalu,
Menenang-mengenang-menggenang
Aku sampaikan ada rindu pada peradaban kecil
Di tengah pepohon kondang
Menjumpai kekasih
Sebelas purnama tak sua
Kadang menjelma harum timun suri
Kadang menjewantah merdu tilawah di malam hari
Tawa riang bocah di tengah sebelas-dua puluh tiga-empat puluh rakaat
Yang khusyuk
Mata-mata kantuk di sepertiga malam terakhir
Pipi yang basah oleh khauf dan raja’
Kulit hewan yang menglilangkan lapar dahaga
Ajaib!
Ia bisa membuat pemakan bangkai jadi pemakan kasturi
Ia membuat rembulan iri
Sebab merasa kecil, dibanding seribu yang dijanjikan
Ia membuat monster tamak nan ganas menjadi sebersih bayi
Ia menutup pintu sengsara abadi
Ia membuka pintu bahagia yang baka
Ia, angin penyejuk bagi makhluk-makhluk
yang menggelinjang di dalam bumi
Tapi,
Ia banyak dikhianati
Oleh manusia-manusia genit
Yang mengaku cinta dan rindu
Namun rak pernah benar-benar serius
Saat menyambutnya, memperlakukannya
Manusia-manusia genit
mengaku cinta dan rindu
Namun rak pernah benar-benar serius
Saat menyambutnya, memperlakukannya
Manusia-manusia genit
mengaku cinta dan rindu
Namun rak pernah benar-benar serius
Saat menyambutnya, memperlakukannya
Manusia-manusia genit
Yang menunggu-nunggu
Memanggil-manggil untuk bertemu
Namun acuhh saat ia bertamu
Lalu, bersedih saat ia telah lalu
Allah..
Sungguh jangan jadikan aku bagian dari manusia-manusia genit itu.
BERTEMU KEKASIH DI TENGAH PEPOHONAN KONDANG
Reviewed by AKMI Untirta
on
Juni 04, 2019
Rating:
Tidak ada komentar: