Eksistensi Seni Berdakwah


Eksistensi Seni Berdakwah
Oleh : Yulyanti
 
 
Seiring berjalannya waktu dan berubahnya zaman, banyak sekali kita lihat wanita-wanita berani yang mampu menyetarakan haknya dalam berkreasi, beribadah, berkarya, menyatakan pendapat, atau berjuang di jalan dakwah sekalipun. Hal ini menjadi wujud kemajuan pikiran seorang wanita dalam berdikari di kehidupan tanpa melihat keterbatasan yang sebenarnya masih bisa diatasi. Tidak kalah penting, bahkan peranan wanita dalam berdedikasi terhadap negara juga menjadi langkah yang diambil wanita masa kini

21 April misalnya, semua orang tentu tahu ada peristiwa apa dibalik hari tersebut. Semua orang menyuarakan emanspasi. Ya. Anda sering mendengar kalimat tersebut bukan? Ini yang terkadang kita salah mengartikannya. Sebuah Perjuangan tokoh Indonesia yakni RA. Kartini yang menyuarakan Emansipasi. Perlu Kita pahami lebih dulu apa itu Emansipasi.Emansipasi merupakan salah satu upaya seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria. Tidak ada yang salah dengan pendapat ini. Hanya saja, secara islam pendapat ini harus ditempatkan sesuai keadaan dan kebutuhannya. Dikutip dari laman dalamislam.com menuliskan bahwa di dalam islam tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan kecuali pada apa yang dilakukan sebagai bentuk ketaatannya. Untuk itu, derajat perempuan dan laki-laki tidak bisa dibedakan kecuali Allah lah yang menilainya.

Ada beberapa bukti bahwa islam tidak membedakan hak antara wanita dan laki-laki. Diantaranya, wanita dan laki-laki memiliki kewajiban yang sama dalam menaati Allah, dalam masyarakat. wanita dan laki-laki dalam sudut pandang ini adalah orang-orang yang berkewajiban untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Wanita juga adalah seorang khalifah fil ard. untuk itu, wanita pun bisa melakukan sesuatu untuk memberikan kontribusi bagi ummat dan bagi masyarakat namun dengan kaidah fiqih yang telah mengaturnya atau tidak sampai melupakan kewajiban utamanya sebagai perempuan, anak, ataupun isteri. Karena sejatinya, Membangun ummat tidak bisa dilakukan hanya oleh satu orang. Perlu koordinasi dan wanitapun dapat berkontribusi membantu kaum pria dengan syarat memerhatikan batasan dan keutamaannya sebagai perempuan.

Salah satu kontribusi seorang wanita muslimah dalam membangun ummat  yakni dengan aktif menjadi penuntut ilmu dan mendakwahkan ilmu. M. Quraisy Shihab menyatakan dakwah merupakan sebuah seruan ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dakwah sendiri terbagi menjadi 3 yang diajarkan oleh Rasulullah. Seperti dakwah dengan tulisan, dakwah dengan lisan dan dakwah dengan prilaku kebajikan. Semua ini menjadi hak dan kewajiban baik muslim laki-laki maupun perempuan. Tidak ada yang berbeda.

Dakwah bit-Tadwin (majalahpendidikan.com,11 April) memasuki zaman global seperti sekarang ini pola dakwah bit-tadwin atau dakwah melalui tulisan baik dengan menerbitkan kitab-kitab buku majalah, internet, koran,dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-tadwin ini Rasululullah SAW bersabda “sesungguhnya tinta para ulama lebih baik daripada darahnya para syuhada.”
Kabar baiknya, seiring dengan berjalannya waktu, banyak sekali lahir manusia-manusia kreatif dalam mendakwahkan ilmu. Menurut Ustadz Felix Siauw dalam bukunya "Art of Dakwah" yang menjelaskan kiat-kiat atau seni dalam berdakwah agar lebih diterima oleh masyarakat. melalui lisan, kita harus menemukan hal-hal menarik yang kita bawa dengan syarat pesan yang kita bawa tersampaikan. Namun, apakah hanya terbatas pada kemampuan kita menyampaikan dengan lisan saja? Menurut saya, seseorang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hidupnya dan Rasulullahpun mengajaklrkan dakwah tidak hanya dengan menggunakan lisan saja. Seperti yang sebelumnya saya sebutkan. Kali ini saya akan berdikari mengenai dakwah dengan tulisan. Nah, kemampuan literasi inilah yang harus kita miliki untuk menyampaikan pesan Allah dengan tulisan sehingga dapat lebih diterima masyarakat.

Dikutip dari laman Wikipedia.com Literasi sendiri memiliki makna umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, literasi dibutuhkan dalam aspek berbahasa.

Kemampuan setiap orang berbeda. Untuk mendakwahkan ilmu selain dengan lisan atauberceramah. Namun juga bisa dilakukan dengan tulisan. Kemampuan ini bisa dimanfaatkandalam kegiatan berdakwah. Selain itu, jika anda adalah seorang pengguna internet aktif. Anda akan temui Banyak sekali akun-akun atau komunitas muslimah dakwah dengan unggahan unik sehingga menarik para peselancar dunia maya tapi tidak melupakan pesan dakwah yang akan disampaikan atau mungkin, dengan menuliskan sebuah buku bermanfaat seperti penulis-penulis terkenal Indonesia. Seperti anak muda millennial Wirda Mansur yang menuliskan 4 buah buku salah satunya berjudul "Be the New You" yang gaya penulisannya disesuaikan dengan usia. Terutama remaja millenial. atau Asma Nadia yang menyampaikan pesan dengan cerita fiksi yang penuh imajinasi. Juga seperti Ririn Astutiningrum yang menuliskan nasihat dengan bermacam-macam kisah inspiratif dari teman-temannya. Atau anda ingin yang lain bahkan lebih dari itu? Banyak sekali contoh lain yang membuktikan bahwa emansipasi memang ditempatkan pada posisi dan konteks tertentu. Tidak semua hal bisa disetarakan dengan pria. Namun, juga tidak mengekang hak para wanita. MasyaAllah itulah indahnya aturan islam

Pada akhirnya, emansipasi bagi muslimah sebenarnya memang benar adanya. Kesetaraan hak dalam bsribadah, menuntut ilmu, berdakwah, menyatakan pendapat semua tidak dibedakan. Hanya saja ada beberapa keistimewaan wanita yang kaidahnya tidak boleh keluar dari batasan.

Wanita diperbolehkan untuk bekerja. Yang tidak boleh adalah dia terlalu giat bekerja sampai lupa kewajibannya di rumah. Wanita boleh bahkan wajib berjihad namun dalam bentuk yang berbeda dengan jihadnya para pria. Wanita boleh menjadi seorang pendakwah namun tidak sampai lupa mendakwahkan orang-orang di rumahnya. Hal yang memungkinkan bagi wanita adalah menulis. Wanita boleh menulis selama isi atau kontennya tidak keluar dari koridor keislaman atau kebermanfaatan. Karena saya pernah membaca kutipan dari sebuah buku yang mengatakan "Penulis adalah perubah peradaban dunia. Maka perhatikan kemana ujung pena itu bergerak" maksudnya, jadilah seorang penulis yang isinya adalah hal-hal yang bermanfaat. Karena jenis tulisan akan memengaruhi akal pembaca. Jika baik, maka InsyaAllah akan baik. Jika buruk, maka jangan salahkan seseorang menyimpulkan hal buruk. Karena sekalipun kita mati tidak dikenang, namun tulisan yang berkesan akan selalu diabadikan.
Eksistensi Seni Berdakwah Eksistensi Seni Berdakwah Reviewed by AKMI Untirta on Mei 28, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Photo on Flickr

Diberdayakan oleh Blogger.